Senin, 15 Agustus 2011

Prinsip Pengawetan Makanan Secara Kimiawi


Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia dari makanan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk proses pengawetan makanan, mulai dari cara dengan menggunakan konsep fisika, kimia, dan biologi. Konsep yang digunakan pada pengawetan makanan kali ini adalah menggunakan konsep pengawetan secara kimiawi. Ada 3 prinsip yang digunakan yaitu :

1.   Pengasinan
Garam dapur dalam keadaan murni tidak berwarna, tetapi kadang-kadang berwarna kuning kecoklatan yang berasal dari kotoran-kotoran yang ada didalamnya. Air laut mengandung ± 3 % garam dapur. Garam dapur sebagai penghambat pertumbuhan mikroba, sering digunakan untuk mengawetkan ikan dan juga bahan-bahan lain. Pengunaannya sebagai pengawet minimal sebanyak 20 % atau 2 ons/kg bahan.

2.   Pengasaman
Cuka buah merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk mengawetkan daging, asyuran maupun buah-buahan. Acar timun, acar bawang putih, acar kubis (kimchee) merupakan produk pangan yang diawetkan dengan penambahan asam atau cuka buah atau vinegar. Data pengaturan bahan pengawet dari Codex Alimetarius Commission (CAC), USA (CFR), Australia dan New Zealand (FSANZ) tercatat 58 jenis bahan pengawet yang dapat digunakan dalam produk pangan. Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 722 tahun 1988 telah mengatur sebanyak 26 jenis bahan pengawet.

3.   Pemanisan
Pemanisan makanan yaitu dengan menaruh atau meletakkan makanan pada medium yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk menrunkan kadar mikroorganisme. Jika dicelup pada konsentrasi 70% maka dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh makanan yang dimaniskan adalah seperti manisan buah, susu, jeli, agar-agar, dan lain sebagainya.

Referensi:
·        kimia.upi.edu.id

Senin, 18 Juli 2011

My Destiny is Physics




Sewaktu SMA belum pernah terbayang dalam pikiran saya akan melanjutkan pendidikan kemana?? Banyak sekali rencana-rencana yang terlintas dipikiran saya seperti kuliah, bekerja bahkan sempat terlintas ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri (mimpi yang tertunda hehehe). Dan dengan masukan dari keluarga yang berharap agar saya melanjutkan kuliah saya pun mulai mencari dan browsing di internet perguruan tinggi yang ada di Jakarta (orang tua tidak memperbolehkan luar Jakarta). Akhirnya Universitas Indonesia menjadi opsi pertama saya karena pada waktu itu ujian mandirinya lebih awal dibanding PTN yang lain. Akhirnya saya mendaftar ujian mandiri UI yang bernama SIMAK UI dan saya memilih jurusan MATEMATIKA pilihan pertama dan FISIKA pilihan yang kedua. Mengapa MATEMATIKA??
Karena sejak SMP entah kenapa jika belajar Matematika saya begitu bersemangat dan hingga SMA pun Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang saya paling kuasai dibanding mata pelajaran yang lain (hehehe bukan maksud sombong)... Dan untuk FISIKA sendiri hmmm mungkin hanya untuk mengisi pilihan yang kosong... Karena begitu besarnya keinginan saya untuk masuk UI maka saya mencari tahu berapa passing grade untuk Matematika UI. Setelah itu saya membuat strategi bagaimana caranya untuk dapat mencapai target tersebut. Akhirnya ujian SIMAK UI pun dimulai hari Minggu 1 Maret 2009 dan dengan keyakinan dan doa saya mengerjakan soal-soal SIMAK UI dengan tenang hingga akhirnya ujianpun selesai. Setelah ujian selesai entah mengapa timbul dalam benak saya ketidakyakinan untuk hasil ujian tersebut. Satu hal yang paling saya takuti yaitu jika saya gagal saya akan membuat orang tua saya sedih karena harapan mereka pupus. Hasil ujian keluar sebulan kemudian tanggal 4 April 2009, dan dalam sebulan itu hanya ketakutan saja yang selalu ada didalam diri saya. Hanya satu yang saya lakukan setiap malam yaitu berdoa dan meminta yang terbaik kepada Tuhan, karena semua masa depan saya sudah dirancang indah olehNya. Hingga pada akhirnya detik-detik hasil ujian saya hanya berdoa dan berdoa... Hasil ujian keluar tepat pada pukul 00.00 dan tangan, badan hingga sekujur tubuh gemetar gak karuan takut untuk melihat hasilnya. Hingga dengan diawali doa pelan-pelan saya mulai melihat hasil ujian dari handpone saya dan ternyata puji Tuhan saya diterima di UI jurusan FISIKA... Dan yang pertama kali saya lakukan adalah mengucap syukur atas yang diberikan Tuhan kepada saya. Saya bangunkan kedua orangtua saya dan memberitahu kepada mereka, dan makin senang saya saat melihat mereka tersenyum bahagia. Beberapa bulan kemudian saya bertanya didalam diri saya, mengapa harus FISIKA?? bukan MATEMATIKA?? Pertanyaan itu tidak pernah terjawab saat itu.. Hingga akhirnya perkuliahan pun dimulai, dan entah mengapa semangat didalam diri saya berkurang, mungkin karena saya masuk FISIKA bukan MATEMATIKA. Hingga akhirnya om saya menyarankan untuk mengikuti test di STAN karena prospek kerja disana setelah lulus kuliah terjamin... Akhirnya saya pun mendaftar dan mengikuti testnya di Senayan.. Karena testnya dimulai sekitar bulan Agustus dan hasilnya keluar satu bulan kemudian, maka fokus kuliah saya di UI menjadi terpecah belah... Saya sangat yakin bisa masuk STAN karena saya sudah maksimal dalam mengerjakan testnya. Hingga akhirnya hasil test pun keluar dan ternyata saya TIDAK jodoh dengan STAN, dan waktu itu saya benar-benar depresi karena begitu besar harapan saya bisa masuk STAN. Saya pun semakin tidak fokus dengan kuliah saya ditambah pada saat itu selain kuliah saya pun mengajar privat. Setiap hari yang saya lakukan hanya kuliah-ngajar-kuliah.. Semester 1 pun berakhir dan nilai pun keluar, dan apa daya dengan ketidak maksimalan saya di semester 1 hasilnya sangat tidak memuaskan.. Hingga akhirnya saya berfikir: kenapa saya menyesali apa yang tidak saya dapatkan bukannya mensyukuri yang sudah diberikanNya kepada saya??? Karena sebenarnya apa yang terjadi didalam hidup ini sudah direncanakan. Takdir saya adalah FISIKA, bagaimana dengan Anda???

Jumat, 15 Juli 2011

Waktu Yang Tepat

Sering saya bertanya kepada diri saya sendiri, “Kapan waktu yang tepat untuk berbuat sesuatu?” Sesuatu yang dimaksudkan disini adalah perbuatan yang memberikan nilai tambah atau kontribusi positif bagi kehidupan orang lain. Terhadap pertanyaan tersebut, saya berusaha untuk mencari jawabannya dan dari suatu sumber saya dapatkan jawaban “Selama kita masih hidup, itulah saat yang paling tepat”. Artinya setiap hari adalah saat yang tepat untuk berbuat hal baik.
Kita tidak perlu menyesali hari kemarin yang telah berlalu atau terus-menerus merisaukan hari esok yang terkadang masih belum menentu.
“Jangan pernah merisaukan sesuatu yang tidak Anda miliki tetapi syukurilah apa yang telah diberikanNya kepada Anda”. Jika kita berpikir belum saatnya untuk berbuat sesuatu, itu sama saja artinya menyia-nyiakan waktu yang diberikan Tuhan. Adakah yang bisa menjamin bahwa besok kita masih hidup? Dengan kata lain manfaatkanlah semaksimal mungkin setiap kesempatan untuk memberikan nilai tambah bagi sesama. Caranya bisa dari hal-hal yang paling sederhana, misalnya membantu teman yang kesulitan, menjenguk mereka yang sedang sakit ataupun hal yang sangat simple yaitu memberikan senyum kepada orang lain.
Berikut adalah tulisan yang tertera pada sebuah batu nisan seorang uskup Anglikan di Westminster Abby:
Sewaktu saya masih muda dan merdeka dan imajinasi saya tanpa batas, saya bermimpi untuk mengubah dunia.
Sewaktu saya beranjak dewasa, saya menyadari bahwa dunia tidak akan berubah, jadi saya memperkecil impian saya dan memutuskan untuk mengubah negara saya saja. Namun, ini pun sama saja, kelihatannya tidak akan dapat diubah.
Sewaktu usia saya semakin lanjut, dalam upaya terakhir, saya berkomitmen untuk mengubah keluarga saya saja, mereka yang paling dekat dengan saya, namun mereka pun tidak berubah.
Dan sekarang saat ajal sudah didepan mata, tiba-tiba saya menyadari: Andaikan saja saya mengubah diri saya terlebih dahulu, saya kemudian dapat menjadi teladan untuk perubahan bagi keluarga saya.
Dari inspirasi dan semangat mereka, saya mungkin saja dapat memperbaiki keadaan saya, dan siapa tahu, saya bisa saja mengubah dunia.

“…kita tidak pernah tahu kapan kita akan dipanggil, itu rahasia Yang Maha Kuasa. Namun yang perlu kita sadari, setiap hari kita selalu diberikan kesempatan untuk menjadi berkat…”

Bekerjalah Ibarat Ayam!!!

Seekor ayam berkokok pagi-pagi benar, kemudian keluar kandang dan mengepak-ngepakan sayapnya, yang jantan berkokok keras, menyambut sang surya yang tersenyum di ufuk timur. Mereka pergi pagi dan pulang menjelang malam dengan gelembung tembolok dileher yang sudah penuh dengan makanan, kemudian beristirahat sampai menjelang pagi dan kembali berkokok, mengepakan sayap, menyiapkan cakar-cakar untuk mengorek makanan di tanah dan rerumputan. Itulah kelebihan seekor ayam tanpa beban bekerja mencari makan. Sama halnya manusia, walau kadang bangun telat dengan si Ayam? Alangkah baiknya bila kita bekerja seperti ayam artinya bekerja tanpa beban, bedanya Ayam mencari makan untuk hari itu saja sedangkan manusia tidak untuk hidup hari ini saja, melainkan untuk esok hari, takala tua, menyekolahkan anak, membesarkan anak, mengantarkan anak sampai bisa mandiri dan lain-lain. Intinya bahwa banyak kepentingan atau keperluan manusia hidup, baik bagi diri sendiri maupun keturunan nanti. Manusia diberi kelebihan yang sangat luar biasa di pundaknya sebagai makhluk dibumi, diberikan tanggung jawab lebih untuk itu berikut ini tahapan-tahapan manusia hidup, antara lain: 

1.    Masa anak-anak adalah usia bermain-main
2.    Remaja adalah usia belajar untuk bisa hidup 
3.    Dewasa adalah usia meraih posisi dalam hidup
4.    Setengah tua adalah usia mengisi sepanjang hidup
5.    Tua adalah usia mengisi tujuan hidup, mempersiapkan hidup selanjutnya. 

Jangan sia-siakan waktu, karena waktu terus meninggalkan kita. Andaikan waktu bisa diputar balik atau seperti film-film holywood yang mengisahkan orang kembali kemasa lalu atau menuju masa depan puluhan tahun dari sekarang, rasanya secara fisik mustahil, namun pandangan dan pemikiran bisa menuju masa lalu dan masa depan. Tetap semangat! berlomba dengan waktu, penuhi mativasi hidup dengan amalkan ilmu , salah satunya dengan “Bekerja”. Renungan diatas adalah memberi motivasi adik-adik yang baru lulus sekolah dan baru bekerja, mereka sangat labil, bahkan dengan seribu alasan tidak mau bekerja karena gaji kecil, karen bosan dan tidak menarik, karena berbagai macam alasan. Mereka tidak sadar bahwa waktu terus berlanjut semakin hari semakin tua. Banyak diantaranya kaum muda yang berprestasi luar biasa, yang bisa dijadikan teladan untuk memacu adrenalin untuk bisa di jadikan contoh berprestasi. Tetap semangat! Selagi matahari bersinar, masih ada hari esok, masih ada kesuksesan yang bisa diraih, kegagalan adalah "enjoy" yang tertunda, cepat bangkit! Berdoa dan berusaha dan ubah pikiran anda untuk bermindset sukses.

“…waktu terasa begitu cepat berlalu dan tidak terasa banyak kesempatan dan peluang yang terlewati ketika seseorang hanya melamun dan menunda segalanya…”


Jatuh!!! Bangun Lagi dan Lagi

Menjadi sukses, kaya, dan bahagia pastilah dambaan sebagian besar orang di dunia ini. Hal-hal seperti itu jugalah yang sering digembar-gemborkan dalam berbagai seminar motivasi dan pengembangan diri. Sering kali para peserta juga ditanya, apakah Anda siap untuk gagal dan berani berkorban? Jawaban yang paling umum diterima adalah, “Ya saya siap dan saya berani”. Namun, sungguhkah mereka yang telah bertekad untuk sukses dalam hidup ini dan benar-benar siap menghadapi kegagalan?
Pola pikir tidak bisa terjadi oleh sebuah acara atau perhelatan besar yang dibawakan oleh pribadi yang hanya berkompeten di suatu bidang. Perubahan pola pikir dan sikap itu akan terjadi melalui sebuah proses. Dalam proses tersebut diperlukan niat yang kuat serta semangat pantang menyerah untuk melakukan perubahan.
Namun yang sering kali kita lihat, biasanya orang hanya terbakar sesaat. Setelah acara itu berakhir, semangat yang berkobar-kobar pun berakhir. Tidak heran hanya sedikit orang yang benar-benar gigih dalam memperjuangkan cita-citanya. Sikap seperti itu ibarat spiritus. Sedikit api saja sudah dapat membakar spiritus. Namun, yang terjadi kemudian, api cepat sekali padam karea spiritus adalah bahan cair yang sangat mudah menguap.
Apakah selama ini kita seperti spiritus yang cepat tersulut namun cepat pula menghilang? Niat yang luar biasa memang diperlukan untuk melakukan perubahan hidup, namun niat saja tidak cukup. Jika tidak ditindaklanjuti, niat akan ibarat mimpi di siang bolong. Niat haruslah ditunjang mental yang kuat dan keteguhan dalam bertindak. Beberapa orang takut untuk memulai sesuatu meskipun sumber daya yang dimilikinya cukup memadai. Alasannya sangat simple yaitu, “Bagaimana kalau gagal?”.
Alhasil banyak diantara kita yang kemudian menjadi “paranormal dadakan” yang seolah-olah lebih tahu tentang masa depan bahkan terkesan mendahului Sang Pencipta. Kita menjadi takut akan sesuatu yang belum pasti. Tidak terlalu penting berapa kali kita terjatuh dan terperosok, yang paling penting adalah bagaimana kita bangkit kembali dan berjalan dengan langkah serta pandangan ke depan yang penuh harapan.
“…Yesterday is a history, future is a mystery, and today is a gift…”