Minggu, 22 Januari 2012

Tuhan Tersenyum Ketika Kita Memuji


Ibrani 13:15 “Sebab itu, dengan perantaraan Yesus, hendaklah kita selalu memuji-muji Allah; itu merupakan kurban syukur kita kepada-Nya, yang kita persembahkan melalui ucapan bibir untuk memuliakan nama-Nya.”
_______________________________________________________________


Tidak banyak hal yang lebih baik daripada menerima pujian yang tulus dan penghargaan dari orang lain. Tuhan sendiri menyukainya juga. Dia tersenyum ketika kita mengekspresikan pujian dan rasa syukur kita kepada-Nya.


Kehidupan Nuh membawa kesenangan kepada Tuhan karena dia hidup dengan hati yang memuji dan bersyukur. Tindakan pertama Nuh setelah selamat dari air bah adalah mengungkapkan terima kasih kepada Allah dengan mempersembahkan korban. (Kejadian 8:20). Kita memuji Tuhan untuk siapa Dia dan kita bersyukur kepada Tuhan atas apa yang telah Dia lakukan. (Ibrani 13:15; Mazmur 116:17)


Daud berkata, “Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan nyanyian syukur; pada pemandangan Allah itu lebih baik dari pada sapi jantan, dari pada lembu jantan yang bertanduk dan berkuku belah.” (Mazmur 69:30-31). Suatu hal yang menakjubkan terjadi ketika kita memberikan pujian dan syukur kepada Tuhan. Ketika kita memberi kenikmatan pada Tuhan, hati kita sendiri dipenuhi dengan sukacita!



Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari, Ibu kita senang memasak untuk kita. Salah satu kesenangan yang besar dalam hidupnya adalah melihat kita anak-anaknya makan dan menikmati apa yang telah dia siapkan. Semakin kami menikmati makanan itu, maka akan membuat Ibu kita semakin senang.
Tapi kita anak-anaknya juga menikmati saat kita menyenangkan Ibu kita dengan mengekspresikan kenikmatan makanan yang Ibu kita siapkan.


Ini bekerja untuk kedua belah pihak, yang memasak, maupun yang menikmati makanan. Saat kita menikmati makanan kita, biasanya kita akan mengatakan betapa nikmat makanan itu dan memuji yang memasak. Kita bermaksud tidak hanya untuk menikmati makanan tetapi juga menyenangkan Ibu kita. Semua orang senang.
Ibadah bekerja secara dua arah juga. Kita menikmati apa yang telah Tuhan lakukan bagi kita, dan ketika kita mengekspresikan kenikmatan itu pada Tuhan, ini membawa sukacita bagi Tuhan — tetapi juga meningkatkan sukacita kita sendiri.


Kitab Mazmur mengatakan, “Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita.” (Mazmur 68:3)
_______________________________________________________________
Saat kita memuji dan mengungkapkan rasa syukur kita, ini membawa sukacita bagi Tuhan, juga membawa sukacita bagi kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar