Sabtu, 27 Oktober 2012

Anak Susah Makan, Sariawan Mengintai

Anak Susah Makan, Sariawan Mengintai







[imagetag] 



Sariawan berupa luka cekung di bagian mulut dalam atau bibir sangat menyiksa. Pada orang dewasa penanganan bisa dilakukan sendiri, sementara untuk anak-anak perlu dijaga kebersihan mulut dan gigi, asupan vitamin dan kebiasaan makannya.



Jika mulut sariawan, bagian paling dekat dengan luka akan terasa sangat nyeri sehingga menyulitkan makan. Pada anak-anak dan balita, sariawan akan berdampak pada keceriaan anak dan nafsu makannya.



"Biasanya ada sedikit demam dan susah makan atau minum susu karena mulut tidak nyaman. Penyebabnya bermacam-macam tetapi kesehatan dan kebersihan mulut sangat berpengaruh," terang Kuntarini, dokter anak yang bertugas di kantor Jamkesda Kota Jogja.



Kuntarini menyampaikan, orangtua bisa mulai mengenali sariawan anak-anak dan balita dari beberapa gejala yang ditimbulkan. Dengan mengenali gejala sariawan, penanganan pada luka akan lebih tepat.



Tanda awal sariawan, kata Kuntarini, mudah dikenali di antaranya kondisi lidah anak yang menjadi agak licin dan kemerah-merahan, timbul luka-luka di bagian bawah dan pinggir atau tengah lidah. Selain itu, pipi bagian dalam tampak bintik-bintik putih diiringi munculnya benjolan di bagian pipi bagian dalam yang dapat pecah sehingga mulut perih.



Adapun luka-luka di rongga mulut dapat disebabkan beberapa hal yang di antaranya tergigit pada bibir atau lidah akibat susunan gigi yang tidak teratur. Penyebab lainnya, menyikat gigi terlalu keras atau bulu sikat yang sudah mengembang, alergi makanan tertentu misalnya cabai dan nanas, faktor psikologis, dan kekurangan vitamin B, Vitamin C serta zat besi.



Tanda-tanda lain yang menyertai munculnya sariawan pada si kecil bisa dilihat dari gejala yang tampak, di antaranya demam mencapai 40 derjat celcius dan mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Aroma mulutnya juga kurang sedap, tampak gelisah dan rewel serta tidak mau makan maupun minum susu.



Kuntarini menyarankan, jika tanda-tanda yang dikenali muncul, segera diobati supaya sariawan tidak terjadi peradangan. "Hindarkan anak-anak dari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin," katanya.

Cara pengobatan pada sariawan anak setidaknya dilakukan dengan memberikan menu seimbang dalam konsumsi makanan anak. Selain makanan kaya serat seperti sayur dan buah yang mengandung vitamin C, B12 dan zat besi, cara makan dan minum juga perlu diperhatikan. "Selama sakit kalau minum pakai sedotan, kalau makan hati-hati dan tidak terburu-buru," ujarnya.



Adapun untuk obat-obatan oles, Kuntarini menganjurkan untuk mengonsultasikan lebih dahulu. "Kebanyakan obat oles adalah dosis keras untuk dewasa," jelasnya.



Tri Setyarini, ibu dari Kevin Nathanael, 15 bulan mengaku mengetahui anaknya sariawan karena rewel dan susah makan. Setiap kali akan disuapi anak mengelak dan merengek. Selain itu, suhu tubuhnya juga terasa hangat.



Setyarini mengaku menggunakan resep dan saran orangtua yakni mengoleskan madu pada luka sariawan Kevin. "Meski tetap rewel, setidaknya madu membuat mulutnya merasa lebih nyaman karena manis," katanya.



[imagetag]
#bcfda5


Tidak ada komentar:

Posting Komentar