Selasa, 27 November 2012

Daftar Organisasi Wanita Pada Masa Gerakan Kemerdekaan Indonesia

Daftar Organisasi Wanita Pada Masa Gerakan Kemerdekaan Indonesia Tercapainya kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran serta organisasi wanita. Mereka adalah salah satu kelompok pejuang Indonesia yang memberi kontribusi penting dalam hal pembentukan mental bangsa. Tujuan perjuangan gerakan wanita adalah mencapai persamaan derajat, pengakuan, dan perlindungan terhadap hak-haknya. Banyak wanita, baik secara individu maupun kelompok berjuang untuk tujuan tersebut.

[imagetag]


Kemunculan gerakan wanita di Indonesia dipelopori olah RA Kartini (1879-1904) sehingga hari lahir Kartini tanggal 21 April 1879 diperingati sebagai hari Kartini. Kartini adalah puteri Bupati Jepara dan kelak menjadi isteri Bupati Rembang. Perjuangan wanita yang dilakukan Kartini berupa tuntutan emansipasi (persamaan hak) antara pria dan wanita, khususnya di bidang pendidikan dan perkawinan.



Berkat Kartini, banyak sekolah didirikan khusus untuk pendidikan kaum perempuan. Sekolah-sekolah tersebut diberi nama Sekolah Kartini. Cita-cita RA Kartini tertuang dalam surat-surat yang ia kirim kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda. Surat-surat tersebut diterbitkan oleh Abendanon yang berjudul Door Duisternist tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang) pada tahun 1911. Pada tahun 1982, Sulastin Sutrisno menerjemahkan surat-surat itu kembali dengan judul Surat-Surat Kartini.

Selain Kartini, Dewi Sartika juga menjadi pelopor gerakan wanita di Jawa Barat. Ia mendirikan sekolah Keutamaan Isteri untuk kaum wanita di Jawa Barat. Pelopor gerakan wanita dari Minahasa adalah Maria Walanda Maramis yang belajar bahasa Belanda dari suaminya, Yosef Walanda. Berkat pengetahuannya, ia sadar akan nasib kaum wanita Minahasa yang jauh tertinggal. Maka pada tahun 1927, ia berjuang dan berhasil mendirikan organisasi PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya).



[imagetag]


Perkembangan Organisasi Wanita di Indonesia

Pada masa-masa berikutnya, kesadaran wanita Indonesia untuk hidup lebih baik makin terbuka lebar. Hal ini ditandai dengan keberadaan organisasi-organisasi wanita yang semakin banyak berdiri. Organisasi wanita yang muncul misalnya:

  1. Perkumpulan Kartinifonds di Semarang,
  2. Putri Merdika di Jakarta,
  3. Wanita Rukun Santoso di Malang,
  4. Maju Kemuliaan di Bandung,
  5. Budi Wanito di Solo,
  6. Kerajinan Amai Setia di Kota Gadang, Sumatera Barat,
  7. Serikat Kaum Ibu Sumatera di Bukit Tinggi,
  8. Gorontalosche Mohammedaansche Vrouwenvereniging di Sulawesia Utara,
  9. Ina Tuni di Ambon, dan lain-lain.
Selain itu, terdapat juga organisasi wanita yang merupakan bagian dari induk organisasi yang lebih besar. Organisasi wanita tersebut antara lain:

  1. Aisiyah (Wanita Muhammadiyah),
  2. Puteri Indonesia (Wanita dari Pemuda Indonesia),
  3. Wanita Taman Siswa.
Organisasi wanita yang bergerak di bidang politik antara lain Isteri Sedar yang didirikan di Bandung oleh Suwarni Jayaseputra. Organisasi ini bertujuan untuk mencapai Indonesia merdeka. Sedangkan organisasi Isteri Indonesia pimpinan Maria Ulfah dan Ibu Sunaryo Mangunpuspito bertujuan untuk mencapai Indonesia Raya.

Organisasi-organisasi tersebut mengadakan Kongres Persatuan Wanita Indonesia di Yogyakarta pada tanggal 22 sampai 25 Desember 1928. Hari pembukaan kongres tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Dalam kongres tersebut dibentuk juga PPII (Perserikatan Perhimpunan Isteri Indonesia) sebagai kumpulan organisasi wanita. Itulah sejarah perkembangan organisasi wanita di Indonesia sehingga turut membantu tercapainya Indonesia merdeka seperti sekarang ini.

Referensi:

www.edukasi.kompasiana.com04/22/ra-kartini-vs-r-dewi-sartika/

www.id.wikipedia.org/wiki/Dewi_Sartika

www.erabaca.com03/biografi-ra-kartini-biodata-profil.html

#bcfda5


Tidak ada komentar:

Posting Komentar